TUGAS 2 SOFTSKILL TEKNOLOGI KECERDASAN
PADA BIDANG KESEHATAN
Nama : Siti Dwi Suryatmi
NPM :
1A114341
Kelas : 3KA30
Pada dewasa ini sistem informasi kecerdasan buatan (Artifical Intellegance) sangat banyak
dibutuhkan dalam berbagai bidang ilmu. Teknologi softcomputingmerupakan adalah sebuah bidang kajian penelitian
interdisipliner dalam ilmu komputasi dan kecerdasan buatan. Sebagai contohnya dimana beberapa teknik
dalam softcomputing diantaranyasistem pakar (expert system), jaringan saraf tiruan (neural Networks), logika fuzzy (fuzzy logic), dan algoritma genetik(genetic algorithms) mulai banyak
diterapkan dalam aplikasi-aplikasi yang sangat membantu manusia dalam menjalan
kan tugas dan mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Salah satu sub bidang yang menggunakan sistem kecerdasan
buatan untuk mengatasi dan menganalisis permasalah yang ada adalah bidang
kedokteran. Pengembangan aplikasi kecerdasan buatan pada bidang kedokteran
sangat membantu sekali beberapa user yang terlibat dalam kedokteran.
Penelitian yang dilakukan Ting-Sheng Weng dan Chien-Hung Kuo
pada tahun 2009 dengan judul “Development
and Research on the Intelligent Emergency Medical Information System: A Case
Study of Yunlin and Chiayi Counties in Taiwan ”, merupakan salah
satu aplikasi yang sangat membantu pasien untuk mempercepat dan mempermudah
dalam mendapatkan pelayanan serta membantu tenaga medis untuk melaksanakan
tugasnya dengan cepat dalam menangani pasien. Dalam penetian tersebut di
ciptakan sebuah aplikasi sistem infomasi darurat dalam menangani pasien secara
cerdas di suatu daerah. Dimana jika terjadi kecelakaan ataupun pasien yang
ingin ke sebuah rumah sakit di daerah tersebut dengan mudah dan cepat dapat
ditunjukkan oleh sistem ini atau akan meningkatkan kecepatan dan
pelayanan ambulan dalam membantu pelayanan darurat medis serta efisien waktu
tempuh untuk menemukan posisi rumah sakit terdekat dengan pasien yang
membutuhkan pelayanan.
Sistem Kerja: sistem dirancang untuk membantu memecahkan masalah
antara pasien dengan tenaga medis/rumah sakit. Dalam sistem ini, diciptakan
sebuah tugas fungsi darurat penyelamatan medis. Sistem ini menggunakan peta satelit Formosa 2(FORMOSAT-2)
dan teknologi Ajax untuk
mengakses informasi terhadap peta dan memungkinkan operator pusat untuk
menentukan lokasi yang benar dari pasien secara tepat waktu.
Berdasarkan lokasi pasien, kemudian ambulans akan mengetahui
posisi pasien dari layanan. Kemudian, teknisi medis darurat sejalan
penyelamatan pertama yang menggunakan perangkat mobile pasien atau smart phone
dapat terhubung ke sistem melalui GPRS (General
Packet Radio Service ) atau 3G (Third Generation Wireless Format) untuk mencari pasien.
Akhirnya, teknisi medis darurat bisa memasukkan kondisi pasien ke dalam sistem,
dan kemudian sistem akan menentukan rujukan rumah sakit mana yang paling tepat.
Gambar
1. sistem Proses penyelamatan darurat medis
Hasil yang diperoleh: Penelitian yang telah dilakukan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa pasien menerima pengobatan yang tepat, dan
disesuaikan untuk mengurangi pemborosan waktu yang disebabkan oleh transportasi
yang tidak perlu antara rumah sakit. Sistem ini merupakan pengintegrasian sistem informasi rumah sakitdengan
menggunakan ASP berbasis Web. Aplikasi mobile, dan bahasa teknologi Ajax,
JavaScript dan SQL untuk membuat suatu sistem cerdas untuk informasi medis
darurat yang menggabungkan aplikasi web, peta satelit dan fungsi keputusan
darurat medis mobile. Diharapkan dengan menggunakan sistem ini, akan dapat
meningkatkan efisiensi transportasi pasien di rumah sakit.
Penelitian yang dilakukan Rifat Shahriyar dkk (2009), dengan
judul “Intelligent Mobile Health
Monitoring System (IMHMS)”,dimana penelitian ini membahas tentang Handphone Health Care
merupakan sistem integrasi antara komputasi mobiledengan pemantauan kesehatan manusia. Aplikasi teknologi komputasi mobile
ini untuk meningkatkan komunikasi antara pasien, dokter dan petugas kesehatan.
Perangkat mobile telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita
ternyata dapat diintegrasikan dengan kesehatan manusia. Hal ini memungkinkan
penyampaian informasi medis yang akurat kapan saja di mana saja dengan
menggunakan ponsel.
Sistem Kerja: IMHMS akan mengumpulkan data fisiologis pasien melalui bio-sensor. Data dikumpulkan dalam
jaringan sensor dan ringkasan, kemudian data yang dikumpulkan ditransmisikan ke
komputer pribadi pasien atau ponsel / PDA. Perangkat ini akan mentransfer data
ke server untuk analisis medis. Setelah menganalisa
data, server memberikan masukan medis ke komputer pribadi pasien atau ponsel /
PDA. Pasien dapat mengambil langkah-langkah berdasarkan umpan balik. IMHMS
berisi tiga komponen :
Wearable Body Sensor
Network [WBSN] : pada bagian ini
terdiri dari banyak sensor-sensor (bio-sensor) yang di tanam pada tubuh
manusia, sensor ini adan menangkap semua kejadian pada setiap organ tubuh
manusia dan kemudian mengirimkannya data-data yang terekam kecentral controller, dimana ini
merupakan pusat yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan data pasien ke
telepone, komputer pribadi maupun ke PDA.
Gambar
2 . WBSN
Ø Patients
Personal Home Server [PPHS]: Merupakan seperangkat server rumah pribadi pasien
bisa berupa satu komputer pribadi atau perangkat mobile seperti ponsel / PDA.
PPHS mengumpulkan informasi dari pusat pengendali WBSN. PPHS mengirim informasi
ke Intelligent Medical Server [IMS].
PPHS berisi logika untuk menentukan apakah akan mengirim informasi ke IMS atau
tidak. Personal Computer PPHS berdasarkan berkomunikasi dengan IMS menggunakan
Internet. perangkat PPHS Mobile untuk berkomunikasi dengan IMS menggunakan GPRS
/ EDGE / SMS.
Ø Intelligent
Medical Server [IMS] : IMS akan menerima data
dari semua PPHS. IMS merupakan tulang punggung dari seluruh arsitektur sistem
ini. Data yang ada dapat dipelajari dari catatan pengobatan pasien
sebelumnya. Setiap kali dokter atau spesialis memeriksa pasien, pemeriksaan dan
hasil pengobatan disimpan dalam database pusat. IMS menggunakan teknik data miningstate-of-the-art seperti jaring saraf, aturan asosiasi, pohon
keputusan tergantung pada sifat dan distribusi data. Setelah pengolahan
informasi untuk memberikan umpan balik untuk PPHS atau menginformasikan
otoritas medis dalam situasi kritis. PPHS menampilkan umpan balik kepada
pasien. otoritas kesehatan untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Gambar
3. Arsitektur IMHMS
Hasil yang diperoleh: dibawah
ini merupakan hasil perancangan dan hasil output dari sistem yang dibuat.
Gambar
4. Data Pasien dan manual data submission
Gambar
5. Data history
Gambar
6. Tampilan layar implementasi
Pada penelitian yang dilakukan Prasdl dkk (2011) dengan
judul “An Approach to Develop
Expert System in Medical Diagnosis using Machine Learning Algorithms (Asthma)
and a Performance Study”, mengatakan bahwa Mesin Intelijen memainkan
peranan penting dalam perancangan
sistem pakar dalam diagnosis medis. Di India banyak orang yang menderita
beberapa jenis penyakit seperti asma, kanker diabetes, dan banyak lagi. Dalam
penelitian ini peneliti mempertimbangkan untuk membuar sistem pakar diagnosis
asma. Data diagnosis asma dapat dilakukan dengan dua cara 1) melalui kuesioner
dan 2) melalui data klinis. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dengn menggunakan pendekatan Machine
Learning Algorithmts, metodeBackpropogation,
algoritma C45, Bayesian Network, dan Particle Swarm Optimazation.
Sistem Kerja: Pertama-tama pasien diberikan beberapa pertanyaan yang
harus dijawab, berdasarkan pertanyaan ini seleksi Sistem Pakar akan
ditentukan asma atau penyakit lain yang terjadi dalam sistem pernapasan pasien
yang melakukan konsultasi apakan penyakit pasien derita seperti asma kronis,gagal jantung kongestif, Episodic Asma, Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi Viral. Dan kemudian pasien
melaporkan jenis darah klinis untuk analisa lebih lanjut kemuadian dilakukan
diagnosis dengan menggunakan algoritma yang telah dipilih, gejala asma dan data
klinis yang dianalisis akan menghasilkan beberapa faktor seperti validasi,
kehandalan, efektivitas , dan akurasi hasil analisis yang tepat yang bisa
dipetakan dengan pengetahuan dari ahli.
Hasil yang diperoleh: dari penelitian ini pula dapat didefinisikan konteks
memori tergantung pada jaringan neurel-asosiatif dan Particle Swarm Optimazation adalah
salah satu algoritma terbaik dari jaringan Bayesian, Backpropogation dan C4.5.
Tabel 1. Penghitungan akurasi pada 5
algoritma
Tabel
2. Hasil ananlisis
Particle
Swarm Optimazation adalah salah satu metode yang
paling menjanjikan untuk merancang dan mengembangkan sistem pakar dalam
diagnosis medis. Bila dibandingkan dengan algoritma backpropogation, Particle Swarm Optimazation adalah
metode menjanjikan dari analisis neurel network.
Masih tentang penelitian sistem pakar, tetapi penelitian
yang dilakukan Gang lou dkk, (2009) dengan judul “Intelligent Consumer-Centric Electronic Medical Record ”,
menjelaskan tentang pemanfaatan sistem pakar berbasis web-base untuk memperluas
cakupan pasein tentang medical
record. Sebuah sistem pakar menggunakan pengetahuan medis untuk mengubah
informasi dalam EMRs menjadi satu set "panduan pencarian informasi" yang mencerminkan situasi medis
pengguna dan kebutuhan kesehatan.
Sistem Kerja: mesin pencari berbasis web menggunakan panduan
pencarian informasi untuk mengambil informasi kesehatan pribadi. Pendekatan ini
menggabungkan sistem pakar domain tertutup dengan orang-orang dari sistem
pencarian terbuka-domain. Ahli sistem built-inpengetahuan untuk membantu menghasilkan query berkualitas tinggi,
sedangkan sistem pencarian untuk menemukan halaman web yang sebelumnya tidak
dikenal dengan sistem pakar.
Gambar
7. Arsitektur intelligent CEMR
CEMR cerdas mengantisipasi kebutuhan pengguna di muka dan secara
otomatis menyediakan satu set informasi kesehatan. Pengguna sering tidak tahu
sebelumnya apa yang mereka inginkan karena kurangnya pengetahuan medis,
sementara mereka biasanya dapat mengetahui apakah informasi kesehatan membantu
ketika mereka disajikan dengan informasi tersebut.
Hasil yang diperoleh: Harapan yang ingin dicapa dengan dibuatnya intelligent CEMR ini untuk mempermudah
masyarakat dalam memantau kesehatan secara online dan berfokus pada
memfasilitasi kegiatan sehari-hari konsumen.
Dalam penelitian yang berjudul “SAPHIRE - Intelligent Healthcare Monitoring based on Semantic
Interoperability Platform - The Homecare Scenario - ”, yang
dilakukan oleh Andreas Hein dkk,(2006) dimana perancangan dan pembuatan sistem
informasi monitoring kesehatan yang di beri nama SAPHIRE. Proyek Saphire bertujuan untuk mengembangkan pemantauan
kesehatan pemantauan cerdas dan sistem pendukung keputusan pada platform
mengintegrasikan data sensor nirkabel medis dengan sistem informasi rumah sakit. Dalam proyek Saphire, pemantauan
pasien akan dicapai dengan menggunakan teknologi agen dimana "agent behaviour " akan
didukung oleh sistem pendukung keputusan klinis yang cerdas akan didasarkan
pedoman komputerisasi praktek klinis, dan akan mengakses riwayat medis pasien
disimpan dalam sistem informasi medis melalui layanan web.
Sistem kerja: konseptual dari proyek Saphire digunakan untuk pasien
di rumah sakit atau di rumah dan ini merupakan inti dari proyek ini. Berbagai
dari sensor untuk mengumpulkan data dari pasien. Sensor data ditransmisikan
secara nirkabel ke Interoperabilitas
Multi-Platform disebut HealthCare Services Platform (MSHCP). Agen
menggabungkan dan mengevaluasi status sensor dan menyimpulkan pada pasien.
Berdasarkan data tersebut, dan dengan mempertimbangkan sejarahaccount pasien akan dikumpulkan
dari berbagai instansi kesehatan, sebuah Semantic Intelligent Sistem Pendukung
Keputusan berdasarkan pedoman semantis beranotasi dimodelkan menggunakan
PedomanInterchange Format (GLIF)
yang dibuat saran untuk perawatan pasien. Mekanisme yang menjamin privasi
lengkap dan keamanan sistem.
Gambat
8. Konsep dari Saphire
Hasil yang
diperoleh: Multi-Platform Layanan homecare(MSHCP) bekerja
sebagai gateway antara
pasien klinik dan rumah. MSHCP diimplementasikan sebagai PC dengan sistem
operasi (Linux), dengan menggunakan Java (J2SE), dan berbasismiddleware OSGi. OSGi (Open Services Gateway Initiative)
adalah komponen yang berorientasi pada lingkungan komputasi standar untuk
layanan jaringan. Hal ini sudah digunakan untuk aplikasi otomatisasi dirumah.
Komponen utama adalah eksekusi OSGi, berbagai lapisan modul yang berbeda,
lapisan siklus hidup, dan layanan registri. Dengan cara ini, kerangka kerja ini
dapat mengatur remote control dan komunikasi yang aman.
Sumber :
http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id/2012/11/aplikasi-artifical-intelligent-pada.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar